FIRMAN
YANG MENGHIBUR DAN MENGUATKAN
“Malang tak dapat
ditolak, untung tak dapat diraih”, kata sebuah peribahasa kita. Hidup memang
tak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Bila krisis melanda, kita mudah
panik, kehilangan pegangan dan harapan. Pada saat-saat yang terasa begitu
berat, kita merindukan sapaan dan kata-kata yang menyejukan. Demikian pula
pengalaman umat Israel yang hidup sebagai bangsa terjajah di negeri buangan.
Ketika itu, Tuhan menyapa mereka dengan nada yang menyejukan dan menguatkan:
1 Beginilah kata Allahmu,
“Hiburlah, hiburlah bangsa-Ku!
2 Tenangkanlah hati orang Yerusalem,
Katakanlah bahwa perhambaannya sudah berakhir.
Kesalahan mereka sudah Kuampuni,
dosa-dosa mereka telah Kuhukum dua kali lipat.”
3 Ada suara yang berseru,
“Siapkanlah jalan di padang gurun bagi TUHAN.
Luruskanlah jalan raya di padang belantara
bagi Allah kita!
4 Setiap lembah harus ditutup,
gunung dan bukit diratakan.
Tanah berbukit akan menjadi daratan,
dan yang berlekak-lekuk dilicinkan.
5 Maka keagungan TUHAN akan dinyatakan;
Seluruh umat manusia akan menyaksikannya.
Sungguh, TUHAN sendiri telah menjanjikannya!”
6 Ada suara yang berkata, “Kabarkanlah!”
Aku bertanya, “Apa yang harus kukabarkan?”
“Kabarkanlah bahwa manusia seperti rumput,
seperti bunga yang hanya sebentar
keindahannya”
7 Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu,
apabila TUHAN menghembuskan angin yang panas.
Sungguh,
bangsa itu seperti rumput.
8 Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu.
tetapi sabda Allah kita bertahan selama-lamanya.”
9 Naiklah ke atas gunung yang tinggi,
dan umumkanlah kabar baik kepada Sion!
Katakanlah kepada kota-kota Yehuda
bahwa Allah mereka akan datang!
10 Lihat, TUHAN Allah datang dengan kuasa
untuk bertindak dengan perkasa.
Ia
diiringi orang-orang yang telah dibebaskan-Nya.
11 Seperti seorang gembala Ia memelihara kawanan-Nya;
Ia sendiri mengumpulkan mereka.
Anak-anak domba digendong-Nya,
dengan lemah lembut Ia menuntun induk-induk-Nya.
(Yesaya
40:1-11, BIMK)
Renungan:
1. Apa
yang dikatakan Tuhan tentang masa lalu umat-Nya?
2. Bagaimana
situasi baru dalam pengalaman hidup mereka digambarkan dalam nats diatas?
3. “Tuhan
adalah Tuhan yang peka dengan berbagai situasi yang dihadapi umat-Nya”.
Bagaimana pendapat atau pengalaman Anda mengenai pernyataan ini?
Source:
Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003
No comments:
Post a Comment