Latest News

Saturday 12 July 2014

FIRMAN YANG MEMERDEKAN!



FIRMAN YANG MEMERDEKAN!

Sejarah kita menunjukkan betapa pentingnya pendidikan yang memerdekan alam berpikir yang mengilhami tindakan-tindakan para perintis kemerdekaan kita. Tidak berlebihan jika dikatakan, di era kemerdekaan ini pun bangsa kita masih terus belajar memerdekakan dirinya dari kemiskinan, ketidakadilan dan berbagai bentuk penjajahan. Proses belajar yang serupa juga terjadi dalam pertemuan kita dengan Firman Tuhan. Keluarga yang membaca Alkitab tidak hanya merasakan manfaat rohaninya, tetapi juga belajar untuk peka pada pesan-pesannya yang memerdekan manusia dari berbagai bentuk penderitaan dan penindasan, seperti yang diwartakan Yesus dalam sebuah rumah ibadat di Nazaret.

16Yesus pergi pula ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, menurut kebiasaan-Nya Ia pergi ke rumah ibadat. Ia berdiri untuk membaca Alkitab. 17dan diberi buku Nabi Yesaya, Ia membuka gulungan buku itu, lalu didapati-Nya ayat ini,
18”Roh Tuhan ada pada-Ku,
                  Sebab Ia sudah melantik Aku untuk memberitakan Kabar baik kepada
                  orang miskin.
      Ia mengutus Aku untuk mengumumkan
                  pembebasan kepada orang tertawan
                  dan kesembuhan bagi orang buta;
                  untuk membebaskan orang tertindas
19dan memberitakan datangnya saat Tuhan menyelamatkan umatnya”,
      20Yesus menggulung kembali buku itu, dan mengembalikannya kepada petugas, lalu duduk. Semua orang di dalam rumah ibadat itu memandang-Nya. 21Dan Yesus mulai berbicara kepada mereka, begini, “Ayat-ayat Alkitab ini pada hari ini terpenuhi pada saat kalian mendengarnya”
      22Kata-kata yang diucapkan-Nya bagus sekali, sehingga mereka kagum dan menyokong Dia. Mereka berkata, “Bukankah Dia anak Yusuf?”
      23Maka Yesus berkata kepada mereka, “Pasti kalian akan memakai peribahasa ini terhadap Aku, ‘Dokter, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Keajaiban yang kami dengar Kaulakukan di Kapernaum, lakukanlah juga di kampung halaman-Mu sendiri.’ 24Yesus menambahkan, “Ingatlah, tidak ada nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri. 25Tetapi dengarlah: pada zaman Elia, ketika tidak turun hujan tiga setengah tahun lamanya, terjadi kelaparan yang hebat di seluruh negeri. Pada waktu itu ada banyak janda-janda di Israel. 26Meskipun begitu, Allah tidak menyuruh Elia pergi kepada salah satu dari janda-janda itu melainkan hanya kepada seorang janda di Sarfat di daerah Sidon. 27Begitu juga pada zaman Nabi Elisa ada banyak orang di Israel berpenyakit kulit yang mengerikan, namun tidak seorang pun dari mereka yang disembuhkan, kecuali Naaman orang Siria itu.”
      28Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali waktu mendengar hal itu. 29Mereka berdiri lalu mengusir Yesus ke luar kota, dan membawa-Nya ke tebing gunung, di mana kota mereka dibangun. Mereka bermaksud mendorong Dia ke dalam jurang. 30Tetapi Yesus menerobos orang banyak itu lalu pergi.
(Lukas 4:16-30,BIMK)

Renungan:
1.      Apa Kabar Baik yang diberitakan Yesus dari kitab Yesaya?
2.      Bagaimana respons para pendengar Yesus ketika mendengar ucapan Yesus dan mengapa demikian?
3.      Bagaimana seharusnya tugas umat Allah dalam rangka memberitakan Kabar Baik dewasa ini? Menurut Anda, apa saja yang sudah dilakukan dan masih dapat dilakukan lagi?




Source:  Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003



No comments:

Post a Comment