FIRMAN YANG MEMERDEKAN!
Sejarah kita
menunjukkan betapa pentingnya pendidikan yang memerdekan alam berpikir yang
mengilhami tindakan-tindakan para perintis kemerdekaan kita. Tidak berlebihan
jika dikatakan, di era kemerdekaan ini pun bangsa kita masih terus belajar
memerdekakan dirinya dari kemiskinan, ketidakadilan dan berbagai bentuk
penjajahan. Proses belajar yang serupa juga terjadi dalam pertemuan kita dengan
Firman Tuhan. Keluarga yang membaca Alkitab tidak hanya merasakan manfaat
rohaninya, tetapi juga belajar untuk peka pada pesan-pesannya yang memerdekan
manusia dari berbagai bentuk penderitaan dan penindasan, seperti yang
diwartakan Yesus dalam sebuah rumah ibadat di Nazaret.
16Yesus
pergi pula ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, menurut
kebiasaan-Nya Ia pergi ke rumah ibadat. Ia berdiri untuk membaca Alkitab. 17dan
diberi buku Nabi Yesaya, Ia membuka gulungan buku itu, lalu didapati-Nya ayat
ini,
18”Roh
Tuhan ada pada-Ku,
Sebab Ia sudah melantik Aku untuk memberitakan
Kabar baik kepada
orang miskin.
Ia mengutus Aku untuk mengumumkan
pembebasan kepada orang tertawan
dan kesembuhan bagi orang buta;
untuk membebaskan orang tertindas
19dan
memberitakan datangnya saat Tuhan menyelamatkan umatnya”,
20Yesus menggulung kembali buku itu, dan
mengembalikannya kepada petugas, lalu duduk. Semua orang di dalam rumah ibadat
itu memandang-Nya. 21Dan Yesus mulai berbicara kepada mereka,
begini, “Ayat-ayat Alkitab ini pada hari ini terpenuhi pada saat kalian
mendengarnya”
22Kata-kata yang diucapkan-Nya bagus sekali,
sehingga mereka kagum dan menyokong Dia. Mereka berkata, “Bukankah Dia anak
Yusuf?”
23Maka Yesus berkata kepada mereka, “Pasti kalian
akan memakai peribahasa ini terhadap Aku, ‘Dokter, sembuhkanlah diri-Mu
sendiri. Keajaiban yang kami dengar Kaulakukan di Kapernaum, lakukanlah juga di
kampung halaman-Mu sendiri.’ 24Yesus menambahkan, “Ingatlah, tidak
ada nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri. 25Tetapi
dengarlah: pada zaman Elia, ketika tidak turun hujan tiga setengah tahun
lamanya, terjadi kelaparan yang hebat di seluruh negeri. Pada waktu itu ada
banyak janda-janda di Israel. 26Meskipun begitu, Allah tidak
menyuruh Elia pergi kepada salah satu dari janda-janda itu melainkan hanya
kepada seorang janda di Sarfat di daerah Sidon. 27Begitu juga pada
zaman Nabi Elisa ada banyak orang di Israel berpenyakit kulit yang mengerikan,
namun tidak seorang pun dari mereka yang disembuhkan, kecuali Naaman orang
Siria itu.”
28Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali waktu mendengar
hal itu. 29Mereka berdiri lalu mengusir Yesus ke luar kota, dan membawa-Nya ke
tebing gunung, di mana kota mereka dibangun. Mereka bermaksud mendorong Dia ke
dalam jurang. 30Tetapi Yesus menerobos orang banyak itu lalu pergi.
(Lukas 4:16-30,BIMK)
Renungan:
1.
Apa
Kabar Baik yang diberitakan Yesus dari kitab Yesaya?
2.
Bagaimana
respons para pendengar Yesus ketika mendengar ucapan Yesus dan mengapa
demikian?
3.
Bagaimana
seharusnya tugas umat Allah dalam rangka memberitakan Kabar Baik dewasa ini?
Menurut Anda, apa saja yang sudah dilakukan dan masih dapat dilakukan lagi?
Source: Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003
No comments:
Post a Comment