FIRMAN YANG DIKENANG DAN DITERUSKAN
Merayakan dan memperingati saat-saat bersejarah
bukanlah sekadar mengingat peristiwa-peristiwa lalu. Mengenang berarti
menghidupkan kembali pengalaman yang punya arti bagi kita untuk menarik
pelajaran dari apa yang telah terjadi.
Umat Allah di sepanjang masa menghidupkan kembali
pesan-pesan bijaksana dari masa lalu melalui cerita tentang karya-karya Allah
yang nyata dalam hidup mereka dan para pendahulu mereka. Orangtua yang
bercerita, anak-anak yang mendengarkan, sama-sama menghidupkan kembali firman
Tuhan sebagai kenangan yang diteruskan dari masa ke masa. Demikian pula yang
disampaikan Musa kepada umat Israel dalam kitab Ulangan.
20 Di kemudian
hari anak-anakmu akan bertanya kepadamu, ‘Mengapa TUHAN Allah kita menyuruh
kita mentaati semua perintah itu?’ 21 Maka kamu harus menjawab
begini, ‘Dahulu kita menjadi hamba raja Mesir, lalu TUHAN membebaskan kita
dengan kekuatan besar.
22 Kami sendiri
menyaksikan TUHAN melakukan keajaiban-keajaiban dan hal-hal yang mengerikan
terhadap orang Mesir dan raja merea serta semua pejabatnya. 23 Ia
membebaskan kita dari Mesir untuk membawa kita ke sini, dan tanah ini
diberi-Nya kepada kita seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita. 24
TUHAN Allah kita menyuruh kita melakukan semua perintah itu dan menghormati
Dia. Kalau kita berbuat begitu, Ia akan selalu memelihara bangsa kita supaya
tetap hidup sejahtera. 25 Kalau kita dengan setia mentaati segala
yang diperintahkan TUHAN Allah kita kepada kita, maka Ia akan berkenan kepada
kita.
(Ulangan 6:20-25, BIMK)
Renungan
:
1.
Firman
dan perintah Tuhan bukan hanya diberikan dan diterima tanpa alasan dan juga
pertanyaan. Menurut nats di atas, apa dasar perintah-perintah yang
diturunalihkan kepada anak cucu Israel di kemudian hari?
2.
Masa
lalu tidak hanya tinggal kenangan, sebab ada hal-hal yang dapat dipetik dan
dijadikan renungan. Pengalaman-pengalaman apa yang dapat kita yang tarik
sebagai pesan dan pelajaran untuk kini dan nanti?
3.
Firman
Tuhan menurut nats di atas tidak hanya diterima secara pasif, tetapi sebaiknya
diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bagaimana ini dapat
diwujudkan dalam kehidupan keluarga Anda?
Source:
Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003
No comments:
Post a Comment