Latest News

Saturday 12 July 2014

SUKACITA DALAM FIRMAN




 
SUKACITA DALAM FIRMAN

Ku suka menuturkan cerita mulia:
Setiap kuulangi bertambah manisnya.
Ku suka menuturkan sabda-Nya yang besar
Dan yang belum percaya supaya mendengar          

“Kusuka menuturkan cerita mulia,” demikian kita melagukan Kidung Jemaat 427. Lagu yang bertutur tentang keindahan cerita-cerita tentang Dia yang memberi hidup. Dengan bercerita, kisah-kisah kebijaksanaan akan semakin berlanjut dan melahirkan cerita yang juga memberi hidup bagi orang lain.

5Musa menulis bahwa orang yang berbaik dengan Allah berdasarkan hukum agama, orang itu akan hidup karena taat kepada hukum agama itu. 6Tetapi mengenai cara orang berbaik dengan Allah berdasarkan percaya kepada Allah, Alkitab mengatakan begini, “Tidak usahlah engkau berkata di dalam hatimu, ‘Siapakah yang akan naik ke surga?’ (artinya membawa Kristus turun). 7atau, ‘Siapakah yang akan turun ke dunia orang mati?’ (artinya mengangkat Kristus naik dari kematian).” 8Maksudnya adalah begini, “Berita dari Allah itu dekat sekali padamu; pada mulutmu dan dalam hatimu.” Itulah berita yang kami siarkan; berita bahwa orang harus percaya. 9Sebab kalau Saudara mengaku dengan mulutmu bahwa “Yesus itu Tuhan”, dan Saudara percaya dalam hatimu bahwa Allah sudah menghidupkan Yesus dari kematian, maka Saudara akan selamat. 10Karena dengan hatinya orang percaya, sehingga Allah menerima dia sebagai orang yang berbaik dengan Allah. Dan dengan mulutnya orang mengaku, sehingga ia diselamatkan. 11Di dalam Alkitab tertulis, “Orang yang percaya tidak akan dikecewakan.” 12Itu berlaku terhadap semua orang, sebab tidak ada bedanya antara orang Yahudi dengan orang-orang bangsa lain. Allah yang satu itu adalah Tuhan untuk semua orang. Ia memberikan berkat yang berlimpah-limpah kepada semua orang yang meminta tolong kepada-Nya. 13Dalam Alkitab tertulis, “Semua orang yang berseru kepada Tuhan, akan selamat.”
14Tetapi bagaimanakah orang dapat berseru kepada Tuhan kalau mereka belum percaya? Dan bagaimanakah mereka dapat percaya kepada Tuhan kalau mereka belum mendengar tentang Dia? Juga, bagaimanakah mereka dapat mendengar tentang tuhan, kalau tidak ada yang memberitakan? 15Dan bagaimanakah orang dapat membawa berita itu kalau mereka tidak diutus? Di dalam Alkitab tertulis begini, “Alangkah baiknya kedatangan orang-orang yang membawa Kabar Baik dari Allah!” 16Tetapi tidak semua orang menerima Kabar Baik itu. Sebab Yesaya berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya pada berita kami?” 17Itu sebabnya orang-orang menjadi percaya karena mereka mendengar berita, dan berita didengar karena ada orang yang memberitakan tentang Kristus.
(Roma 10:5-17, BIMK)

Renungan:
1.      Apa yang dikatakan nats di atas mengenai “percaya”, “mengaku”, “mendengar” dan “memberitakan” Kabar Baik ?
2.      Menurut Anda, bagaimana sebaiknya “mengaku Yesus sebagai Tuhan” dilakukan dalam situasi dan kondisi masyarakat kita yang majemuk?
3.      Selain “memberitakan Kabar Baik” secara lisan seperti disebutkan dalam nats di atas, hal-hal apa yang dapat kita lakukan dengan tujuan yang sama?


Source:  Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003


MENYIBAK HARAPAN DALAM TERANG FIRMAN



MENYIBAK HARAPAN DALAM TERANG FIRMAN

Bagaikan matahari yang tersembunyi di balik awan yang pekat, terkadang sulit untuk melihat secercah harapan di balik kesulitan demi kesulitan, kegagalan demi kegagalan dan kekecewaan demi kekecewaan. Firman Tuhan sendiri tidak pernah menjanjikan hidup yang berjalan serba mulus tanpa kesulitan, kebimbangan dan pergumulan. Tapi, kita dapat dikuatkan untuk tetap percaya di tengah keraguan, berharap di tengah keputusasaan, berdiri teguh di tengah kemelut. Bahkan, meskipun masalah-masalah terus menghadang di tengah jalan, kita dapat terus melangkah maju bagaikan membangun kembali reruntuhan.

1Kuasa TUHAN Yang Mahatinggi ada padaku;
            Ia memilih dan mengutus aku
  untuk membawa kabar baik kepada orang miskin
            dan menyembuhkan orang yang remuk hatinya;
  untuk mengumumkan kepada orang tahanan
            bahwa mereka akan dilepaskan.
2Ia mengutus aku untuk memberitakan
            bahwa sudah tiba saatnya TUHAN menyelamatkan;
  untuk menghibur semua yang berduka cita,
            dan membalas musuh-musuh mereka;
3untuk memberi kegembiraan dan sukacita
            kepada orang yang bersedih dan berkabung;
   untuk mengubah kesedihan mereka
            menjadi lagu pujian.
   Mereka akan seperti pohon yang ditanam TUHAN sendiri.
   Mereka akan melakukan yang baik dan benar,
   sehingga TUHAN diagungkan.
4Mereka akan membangun kota-kota yang sudah lama runtuh
            dan mendirikan tempat-tempat yang sudah lama sunyi.
5Hai, bangsaku, orang asing akan melayani kamu;
            mereka akan menggembalakan ternakmu
            dan mengerjakan ladang serta kebun anggurmu.
6Kamu akan disebut hamba Allah
            dan dinamakan imam TUHAN kita.
  Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa
            dan merasa bangga karena harta mereka.
7Karena kamu sudah mendapat malu dua kali lipat,
            dan noda serta kehinaan telah menjadi bagianmu,
   maka kamu mendapat warisan dua kali lipat di negerimu
            dan memiliki sukacita abadi.
8TUHAN berkata, “Aku mencintai keadilan dan membenci penindasan serta kejahatan.
  Aku akan memberi upahmu dengan setia,
            dan mengikat janji abadi dengan kamu.
9Keturunanmu terkenal di mana-mana,
            Termashyur di antara segala bangsa.
  Maka semua orang yang melihatnya akan mengakui,
            bahwa bangsa ini Kuberkati.”
10Yerusalem  berkata, “Aku bergembira karena TUHAN,
            hatiku bersuka ria karena Allah.
    Seperti pengantin pria dan wanita memakai perhiasan serba indah,
    begitulah TUHAN mengenakan padaku
            baju keselamatan dan kemenangan.
11Seperti benih yang ditaburkan
            akan tumbuh menjadi tanaman,
     begitulah TUHAN Allah menumbuhkan keselamatan
            dan semua bangsa akan memuji Dia.”
(Yesaya 61:1-11, BIMK)

Renungan:
1.      Menurut nats di atas, masalah-masalah apa yang hendak diubah dengan pertolongan “kuasa TUHAN” ?
2.      Apa janji TUHAN yang memberi harapan kepada umat-Nya yang menghadapi pergumulan?
3.      Menyimak berbagai kesulitan yang dihadapi bangsa kita sebagai keluarga besar, menurut Anda apa yang dapat dipetik sebagai pesan yang relevan dengan situasi kita?

Source:  Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003



MENERUSKAN FIRMAN HIDUP SEJATI



MENERUSKAN FIRMAN HIDUP SEJATI

Umat Allah yang membaca Alkitab tidak hanya tinggal diam menikmati kemerdekaan dan hidup hakiki yang bersumber dari firman Tuhan. Apa yang telah dialami dan dihayatu perlu diteruskan kembali sebagai kesaksian tentang Kristus, Sang Hiduo yang sejati. Pengalaman langsung tentu saja memberi bobot pada kesaksian yang diberikan seseorang, seperti yang sering dikatakan orang ketika hendak menegaskan kesaksian yang diberikan: “Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri”:

            1Isi surat ini mengenai Sabda yang memberi hidup, yaitu Sabda yang sudah ada sejak awal mula. Kami sudah mendengarnya, dan sudah melihatnya dengan mata kami sendiri. Kami sudah memandangnya, dan sudah memegangnya dengan tangan kami. 2Ketika hidup ini dinyatakan, kami melihatnya. Itulah sebabnya kami memberikan kesaksian mengenainya. Kami memberitakan kepada kalian tentang hidup sejati dan kekal, yang ada bersama Bapa, dan yang sudah dinyatakan kepada kami. 3Apa yang sudah kami lihat dan dengar, itulah juga yang kami beritakan kepada kalian, supaya kalian bersama kami ikut menghayati hidup bersatu dengan Bapa dan dengan Anak-Nya Yesus Kristus. 4Kami menulis ini supaya hati kita sungguh-sungguh gembira.
            5Inilah berita yang telah kami dengar dari Anak-Nya dan yang kami sampaikan kepada kalian: Allah itu terang, dan dari pada-Nya tidak ada kegelapan sama sekali. 6Kalau kita berkata bahwa kita hidup bersatu dengan Dia, padahal kita hidup dalam kegelapan, maka kita berdusta baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan. 7Tetapi kalau kita hidup di dalam terang sebagaimana Allah ada di dalam terang, maka kita hidup erat, rukun satu sama lain, dan darah Yesus, Anak-Nya, membersihkan kita dari segala dosa.
            8Kalau kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri sendiri; dan Allah tidak berada di dalam hati kita. 9Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, Ia akan menepati janji-Nya dan melakukan apa yang adil. Ia akan mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari segala perbuatan kita yang salah. 10Tetapi kalau kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita beranggapan seakan-akan Allah pendusta dan kita tidak menyimpan perkataan Allah di hati kita.
(1 Yohanes 1:1-10, BIMK)

Renungan:
1.      Apa yang mendorong penulis menuliskan tentang Sabda yang memberi hidup? Perhatikan kata-kata kerja yang digunakan.
2.      Apa yang dikatakan penulis mengenai tujuan pemberitaannya tentang Sabda?
3.      Umat Allah terpanggil tidak hanya untuk menerima kesaksian tentang Sabda Tuhan, tetapi juga meneruskannya kepada orang lain. Renungkanlah apa yang dapat dilakukan untuk meneruskan Sabda tersebut.


Source:  Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003


FIRMAN YANG MNGUBAH HIDUP DAN HATI



FIRMAN YANG MNGUBAH HIDUP DAN HATI

Pengalaman-pengalaman pahit memang dapat membuat kita merenungkan tentang teguran Tuhan. Ada kalanya kita harus tersungkur di hadapan firman Tuhan dan mengaku seperti umat Israel yang pernah mengalami pahitnya hidup terbuang dari negeri asal mereka akibat pemberontakan mereka kepada Allah.

29Kautegur mereka agar ajaran-Mu dipatuhi,
            Tetapi mereka tolak hukum-Mu dengan tinggi hati
    Padahal, jika hukum-Mu dilakukan,
            pastilah akan terjamin kehidupan.
    Mereka kepala batu dan tegar hati,
            tak mau mendengar, dan tak mau mentaati.
30Tahun demi tahun Kau sabar memperingatkannya;
            lewat para nabi, Roh-Mu berkata kepada mereka.
    Tetapi umat-Mu itu menutup telinga,
            lalu Kauserahkan kepada bangsa-bangsa segala negeri.
31Tetapi karena kasih-Mu besar luar biasa,
            tidak Kautinggalkan atau Kuhancurkan mereka.
    Memang, Engkaulah Allah yang tiada bandingan;
            besar kasih sayang-Mu, penuh belas kasihan!
32Ya Allah, Allah kami yang kuat!
            Allah yang besar dan dashyat!
     Dengan setia Kaupegang segala perjanjian;
            janji-janji-Mu Kaupnuhi dan Kaulaksanakan.
     Sejak zaman para raja Asyur menindas kami
            sampai kini, banyak derita yang kami alami.
     Para raja kami, imam, nabi dan para pemuka,
            juga leluhur dan rakyat, telah mengerita semua.
     Jangan lupakan segala derita itu!
            Janganlah Kauhilangkan dari ingatan-Mu!
33Tindakan-Mu adil, Kauhukum kami yang berdosa;
            Kau tetap setia walaupun kami penuh cela.
34Leluhur kami, raja, imam dan para pemuka,
            melanggar hukum-Mu serta meremehkannya.
     Segala perintah dan teguran yang Kauberikan,
            tidak diindahkannya, tidak pula didengarkan.
35Kauberikan para raj ayang memerintah umat-Mu,
            ketika mereka tinggal di tanah yang luas dan subur pemberian-Mu.
     Namun mereka tak meninggalkan hidup yang jahat,
            tak mau mengabdi kepada-Mu serta beribadat.
36Maka sekarang kami ini menjadi hamba
            di tanah yang Kauberikan sebagai pusaka.
     Tanah ini subur, penuh hasil bumi,
            yang seharusnya kami nikmati.
37Segala hasil pendapatan tanah ini
            harus diserahkan kepada raja-raja negeri ini.
     Para penguasa itu Kauangkat atas umat-Mu,
            sebagai hukuman dosa kami terhadap-mu.
     Mereka memerintah sekehendak hatinya
            atas diri kami dan ternak yang kami yang punya.
     Sebab itu kini kami menderita,
            penuh kesesakan dan duka cita!

Renungan:
1.      Apa yang dikatakan nats di atas tentang sifat dan tindakan Tuhan?
2.      Bandingkan juga dengan apa yang dikatakan tentang umat Tuhan.
3.      Renungkanlah hal-hal yang perlu kita akui sebagai umat Tuhan di Indonesia, baik secara pribadi maupun bersama-sama bila karya dan kiprah kita diperhadapkan dengan firman Tuhan.

Source:  Alkitab dan Umat Allah,LBI,Jakarta 2003